September 24, 2016

Berkah Dewi di Dunia yang Indah Ini! Jilid 3 Bab 1 (Bagian 9)

Penerjemah: Vee
Editor: Switch


Kali ini Kazuma meminta bantuan kepada Wiz ....

Bagian 9
—Setelah negosiasi yang dilakukan oleh Darkness, pengadilan memberiku dua tugas.
Pertama adalah membuktikan bahwa diriku bukan pengikut Pasukan Raja Iblis. Kemudian yang kedua adalah membayar ganti rugi atas hancurnya kediaman Tuan Tanah.

Untuk mencari dana ganti rugi, aku bersama Aqua pergi ke toko milik Wiz.
Sebenarnya aku ingin pergi sendiri, tapi Aqua malah mengikutiku.

“Aku mengerti apa yang kamu pikirkan, Kazuma. Yang menyebabkan semua masalah ini menimpa padamu tidak lain adalah si undead itu. Kamu berniat merampok tokonya untuk melunasi hutang, kan?”

Aqua yang tidak tahu apa-apa berkata dengan lantangnya di depan toko:
“Keluar kau monster undead! Aku akan mengirimmu ke akhirat!”
Dia meneriakkan kata-kata konyol sambil menendang pintu toko Wiz sampai terbuka.

A-Apa? Pencuri? Mafia? .... Eeeh—! A-Aqua-sama ternyata!”
Entah kenapa Wiz lebih takut dengan Aqua daripada pencuri ataupun mafia.

Aku masuk ke dalam toko, mendekati Wiz yang ketakutan karena Aqua dan menceritakan keputusan pengadilan atas kasusku.

“Aku mengerti .... Kalau begitu, selamat karena sudah dibebaskan! Aku sungguh minta maaf, Kazuma-san. Ini semua salahku karena sudah menteleportasi batu itu ….

Baguslah kalau sadar diri, baiklah sekarangaduh!”
Tidak apa-apa, kok. Jika Wiz tidak di sana waktu itu, mungkin kami tidak akan berhasil  mengatasinya tanpa terluka. Memang sih kediaman Tuan Tanah jadi hancur, tapi untungnya tidak ada yang terluka. Sekarang aku hanya perlu membuktikan pada Sena bahwa aku bukanlah pengikut dari Pasukan Raja Iblis untuk membersihkan namaku dari kecurigaan. Tetapi, yang jadi masalah adalah bagaimana cara membayar biaya renovasi kediaman Tuan Tanah.”
Aku tidak tahu hal konyol apa yang akan dikatakan Aqua, jadi aku langsung menutup mulutnya dan menjelaskannya pada Wiz; Dan Wiz pun terlihat lega ketika mendengarnya.

“Syukurlah, jadi kasusnya berhasil ditunda ya. Kalau soal uang ... sebenarnya aku sangat ingin membantumu, tetapi tokoku juga sedang sepi,  jadi aku tidak punya banyak uang. Aku punya teman sewaktu masih bergabung sebagai Prajurit Raja Iblis, dia sangat ahli berbisnis tetapi dia orangnya sulit ditebak, aku bahkan tidak tahu jalan pikirannya. Andai saja ada yang bisa aku bantu ....”
Wiz berkata dengan ekspresi cemas dan sambil berpikir keras di balik etalase dagangannya.

“Tidak apa-apa, aku kemari hanya ingin meminta bantuanmu tentang sesuatu.”

“Benar sekali. Yang kami mau darimu adalah agar kau segera lenyap dari dunia ini!”

Aku mengabaikan omong kosong dari Aqua dan berdiskusi dengan Wiz.

Pada dasarnya, dengan utangku yang sekarang dan kurangnya uang yang kumiliki, akan sangat sulit untuk mendapatkan biaya renovasi kediaman Tuan Tanah. Karena itu, mungkin sekaranglah waktunya yang tepat untuk menjalankan ide yang sudah lama aku pikirkan sebelumnya  ....

Peradaban masyarakat di dunia ini jauh lebih kuno daripada di bumi. Orang-orang yang tidak bisa menggunakan sumbu harus bergantung dengan batu api. Jika aku mulai menjual korek api di dunia ini, pasti akan laku keras. Tapi untuk membuat benda seperti itu, dibutuhkan keterampilan khusus. Sekalipun aku bisa membuatnya satu, belum tentu toko-toko mau menjual barang daganganku. Itulah kenapa aku berdiskusi dengan Wiz dan menanyakan apakah aku bisa memajang barang daganganku di tokonya untuk sementara waktu.

—Aku menjelaskan semuanya pada Wiz.
Aku menjelaskan padanya bahwa aku akan membuat beberapa benda praktis, dan meminta izin untuk memanjang benda itu di tokonya.
Jika benda itu terjual, aku akan membagi keuntungannya dengan Wiz.
Aku bilang padanya untuk melihat benda buatanku terlebih dahulu sebelum membuat keputusan.

“Hidup dengan karir sebagai petualang itu tidaklah mudah. Oleh karena itu, aku harus mulai mengandalkan bisnis untuk kali ini. Dan satu-satunya orang yang bisa kumintai tolong untuk membantu memulai bisins itu adalah Wiz.”

“Dengan kata lain, maksud Kazuma adalah akan mengambil alih toko ini. Cepat berikan surat-suratnya .... Duh, sakit, tahu!”
Aku memukul belakang kepala Aqua dengan gagang pisauku. Lalu aku menundukkan kepala dan memohon dengan tulus kepada Wiz.

Meskipun dia masih takut dengan Aqua yang mengelus kepalanya sambil berguling-guling di lantai, Wiz tetap menjawab dengan senyum yang lembut:
“Jika memang itu satu-satunya jalan keluar, aku sama sekali tidak keberatan. Aku malah justru senang karena barang daganganku jadi semakin bervariasi. Lagi pula tokoku juga tidak terlalu populer .... Dan jika Kazuma-san ingin merenovasi kediaman Tuan Tanah, aku juga akan ikut membantu .... Meskipun aku tidak tahu benda apa yang akan dijual nantinya, tapi aku berharap semoga lancar kedepannya, Kazuma-san.”

Melihat Wiz setuju sambil tersenyum, aku juga ikut tersenyum.
Jika bukan karena si bodoh yang berguling di lantai ini, suasananya pasti akan jadi lebih baik.

.... Tiba-tiba, ekspresi Wiz tampak sedikit muram.
Wajahnya tampak sangat khawatir, seolah-olah ingin bertanya padaku tentang sesuatu.

...? Ada apa? Apa ada yang mengganggu pikiranmu? Ceritakan padaku. Aku tidak bermaksud untuk memaksakan permintaaku tadi, jadi jika ada yang mengganjal di pikiranmu katakan saja ....”
Wiz melambaikan tangannya, memberi isyarat bahwa ia baik-baik saja.

“Tidak, bukan itu yang aku khawatirkan! Emm aku setuju dengan idemu yang ingin meletakkan barang daganganmu di tokoku. Bukan masalah itu … a-anu, ini tentang Aqua-sama ….
Wiz mulai ragu-ragu dengan ekspresi kebingungan.

...? Ada masalah dengan gadis ini? Oh, apa kau khawatir jika aku memajang barang daganganku di sini, Aqua jadi sering main ke sini? Kalau kau takut pada gadis ini, aku akan menyuruhnya untuk tidak datang ke tokomu.”

Meski Aqua terlihat bodoh dan tingkah lakunya ngeselin, tetapi bagaimanapun juga dia tetap seorang dewi. Sebagai undead, Wiz pasti merasa takut karena kehadirannya.

“.... Tidak, bukan karena itu .... Tidak apa-apa jika Aqua-sama berkunjung kemari, tapi setiap kali dia datang kemari, dia pasti suka berbicara dengan pelanggan dan mengatakan kalau barang di sini dibuat dengan cara yang tidak jelas oleh sang pemilik toko, dan menyarankan agar lebih baik tidak membelinya ....”

“Hei, apa maksud dari perkataanmu itu?”
Mendengar pertanyaanku dengan suara pelan, Aqua yang masih mengelus-elus kepalanya di lantai tiba-tiba berhenti sejenak.

Ti-Tidak, kok! Lagian juga sudah lama kejadiannya! Lagi pula pada akhirnya air suci yang kujual di tokoku jadi sangat populer di kalangan petualang laki-laki, jadi kurasa tidak apa-apa ....”

Haruskah aku berkata ‘kerja bagus’ karena barangnya laku terjual ....
Tapi apakah akan baik-baik saja jika seorang Wiz menjual air suci?
Ditambah lagi, dengan sikapnya yang kelewat idiot itu, apakah petualang di kota baik-baik saja?

“Intinya, segala barang dagangan yang disentuh oleh Aqua-sama di tokoku, baik itu barang kutukan atau nekromansi akan jadi tersucikan, dan membuat barang tersebut jadi tidak bisa digunakan ….”

“Apa yang telah kau lakukan, dewi bodoh?!”                 
Tampaknya dia sering berkunjung ke toko milik Wiz dan selalu menyebabkan masalah.

Aku menarik Aqua hingga berdiri dan menundukkan kepalanya untuk meminta maaf kepada Wiz.

“Aku minta maaf, Wiz! Untuk barang-barangmu yang rusak, aku akan tanggung jawab dan membayar semua kerugian dengan uang miliknya! Kau ini, jangan memberontak dan minta maaflah dengan benar!”

“Tunggu, Kazuma! Aku tidak mau! Lagi pula air yang tersucikan setelah tersentuh olehku itu karena aura suciku, jadi mau bagaimana lagi! Seperti halnya tumbuhan yang berfotosintesis ketika terkena sinar matahari, hal itu terjadi begitu saja! Aku tidak bisa mengontrolnya!”

Tidak, seharusnya dari awal kau memang tidak perlu menyentuh barang dagangannya.

Aqua memberontak dan menolak untuk menundukkan kepalanya, jadi aku sendiri yang inisiatif membungkukkan badan untuk menggantikannya meminta maaf.

Belakangan ini aku jadi sering sekali membungkuk badan untuk meminta maaf kepada banyak orang karena gadis ini.

Kumohon, tolong angkat kepalamu, Kazuma-san! Tidak apa-apa, kok. Toh, itu sudah lama! Aku hanya berharap Aqua-sama tidak akan mensucikan barang daganganku mulai dari sekarang. Lagi pula aku juga sering membuat masalah kepada Aqua-sama, seperti mengirim roh-roh gentayangan dari pemakaman ke dunia lain (akhirat) dan mengusir roh di rumah gedong waktu itu ....”
Wiz langsung membungkukkan badannya saat berbicara seperti itu.

Ketika Aqua mendengar perkataan Wiz, dia langsung mengalihkan pandangannya karena pelaku yang menyebabkan roh-roh mendiami rumah gedong itu adalah karena dia malas mensucikan pemakaman waktu itu.

.... Kau seharusnya bertukar job dengan Wiz.

 Link PDF Vol. 3 Prolog + Bab 1: [Unduh]

<< SebelumnyaSelanjutnya >>

0 komentar:

Post a Comment