Penerjemah: Vee
Editor: Switch
Bagian
9
—Setelah
negosiasi yang dilakukan oleh Darkness, pengadilan memberiku dua tugas.
Pertama adalah membuktikan bahwa
diriku bukan pengikut Pasukan
Raja
Iblis.
Kemudian yang
kedua adalah membayar ganti rugi atas hancurnya kediaman Tuan Tanah.
Untuk
mencari dana ganti rugi, aku bersama Aqua pergi ke toko milik Wiz.
Sebenarnya
aku ingin pergi sendiri, tapi Aqua malah mengikutiku.
“Aku
mengerti apa yang kamu pikirkan,
Kazuma. Yang menyebabkan semua
masalah ini menimpa padamu tidak lain adalah si undead itu. Kamu berniat merampok tokonya untuk melunasi
hutang, ‘kan?”
Aqua
yang tidak tahu apa-apa berkata dengan lantangnya di depan toko:
“Keluar
kau monster undead! Aku akan
mengirimmu ke akhirat!”
Dia
meneriakkan kata-kata konyol sambil menendang pintu toko Wiz sampai terbuka.
“A-Apa? Pencuri? Mafia? .... Eeeh—! A-Aqua-sama ternyata!”
Entah
kenapa Wiz lebih takut dengan Aqua daripada pencuri ataupun mafia.
Aku
masuk ke dalam toko, mendekati Wiz yang ketakutan karena Aqua dan menceritakan
keputusan pengadilan atas kasusku.
“Aku
mengerti ....
Kalau begitu, selamat karena sudah dibebaskan! Aku sungguh minta maaf, Kazuma-san. Ini semua salahku karena sudah menteleportasi batu itu ….”
“Baguslah kalau sadar diri, baiklah sekarang—aduh!”
“Tidak apa-apa, kok. Jika Wiz tidak di sana waktu itu, mungkin kami tidak akan berhasil
mengatasinya tanpa terluka. Memang sih kediaman
Tuan Tanah jadi hancur, tapi untungnya tidak ada yang terluka. Sekarang aku
hanya perlu membuktikan pada Sena bahwa aku bukanlah pengikut dari Pasukan Raja
Iblis untuk membersihkan namaku dari kecurigaan. Tetapi, yang jadi masalah adalah bagaimana cara membayar biaya renovasi kediaman Tuan Tanah.”
Aku
tidak tahu hal konyol apa yang akan dikatakan Aqua, jadi aku langsung menutup
mulutnya dan menjelaskannya pada Wiz; Dan Wiz pun terlihat lega ketika
mendengarnya.
“Syukurlah,
jadi kasusnya berhasil ditunda ya. Kalau soal uang ... sebenarnya aku sangat
ingin membantumu, tetapi tokoku juga sedang sepi, jadi aku tidak punya banyak uang. Aku punya teman sewaktu masih bergabung
sebagai Prajurit
Raja
Iblis,
dia sangat ahli berbisnis tetapi dia orangnya sulit ditebak, aku bahkan tidak
tahu jalan pikirannya. Andai saja ada yang bisa aku bantu ....”
Wiz
berkata dengan ekspresi cemas dan sambil berpikir keras di balik etalase dagangannya.
“Tidak
apa-apa, aku kemari hanya ingin meminta bantuanmu tentang sesuatu.”
“Benar
sekali. Yang kami mau
darimu adalah agar kau segera lenyap dari dunia ini!”
Aku
mengabaikan omong kosong dari Aqua dan berdiskusi dengan Wiz.
Pada
dasarnya, dengan utangku yang sekarang dan kurangnya uang yang kumiliki,
akan sangat sulit untuk mendapatkan biaya renovasi kediaman Tuan Tanah.
Karena itu, mungkin sekaranglah waktunya yang tepat untuk menjalankan ide
yang sudah lama aku pikirkan
sebelumnya ....
Peradaban
masyarakat di dunia ini jauh lebih kuno daripada di bumi. Orang-orang yang tidak bisa
menggunakan sumbu harus bergantung dengan batu api. Jika aku mulai menjual korek api di
dunia ini, pasti akan laku keras. Tapi untuk membuat benda seperti itu,
dibutuhkan keterampilan
khusus.
Sekalipun aku bisa membuatnya satu, belum tentu toko-toko mau menjual barang daganganku.
Itulah kenapa aku berdiskusi dengan Wiz dan menanyakan apakah aku bisa memajang
barang daganganku di tokonya untuk sementara waktu.
—Aku
menjelaskan semuanya pada Wiz.
Aku
menjelaskan padanya
bahwa aku akan membuat beberapa benda praktis, dan meminta izin untuk memanjang benda itu di tokonya.
Jika
benda itu terjual, aku akan membagi keuntungannya dengan Wiz.
Aku
bilang padanya untuk melihat benda buatanku terlebih dahulu sebelum membuat keputusan.
“Hidup
dengan karir sebagai petualang itu tidaklah mudah. Oleh karena itu, aku harus mulai
mengandalkan bisnis untuk kali ini. Dan satu-satunya orang yang bisa kumintai tolong untuk membantu memulai bisins itu adalah Wiz.”
“Dengan
kata lain, maksud
Kazuma adalah akan mengambil
alih toko ini.
Cepat berikan surat-suratnya
....
Duh, sakit, tahu!”
Aku
memukul belakang kepala Aqua dengan gagang pisauku. Lalu aku menundukkan kepala
dan memohon
dengan tulus kepada Wiz.
Meskipun
dia masih takut dengan Aqua yang mengelus kepalanya sambil berguling-guling di
lantai, Wiz tetap menjawab dengan senyum yang lembut:
“Jika
memang itu satu-satunya
jalan keluar, aku sama sekali tidak keberatan. Aku malah justru senang karena barang daganganku jadi semakin bervariasi. Lagi pula tokoku juga tidak terlalu
populer ....
Dan jika Kazuma-san ingin
merenovasi kediaman Tuan Tanah, aku juga akan ikut membantu .... Meskipun aku
tidak tahu benda apa yang akan dijual nantinya, tapi aku berharap semoga lancar kedepannya, Kazuma-san.”
Melihat
Wiz setuju sambil tersenyum, aku juga ikut tersenyum.
Jika
bukan karena si bodoh yang berguling di lantai ini, suasananya pasti akan jadi
lebih baik.
....
Tiba-tiba, ekspresi Wiz tampak sedikit muram.
Wajahnya
tampak sangat khawatir, seolah-olah ingin bertanya padaku tentang sesuatu.
“ ...? Ada apa? Apa ada yang
mengganggu pikiranmu?
Ceritakan
padaku. Aku tidak bermaksud untuk memaksakan permintaaku tadi, jadi jika ada
yang mengganjal di pikiranmu katakan saja ....”
Wiz
melambaikan tangannya,
memberi isyarat bahwa ia baik-baik saja.
“Tidak,
bukan itu yang aku
khawatirkan! Emm
… aku setuju dengan idemu yang ingin
meletakkan barang daganganmu di tokoku. Bukan masalah itu … a-anu, ini tentang Aqua-sama ….”
Wiz
mulai ragu-ragu dengan ekspresi kebingungan.
“ ...? Ada masalah dengan gadis ini? Oh, apa kau
khawatir jika aku memajang
barang daganganku di sini,
Aqua jadi sering main ke sini? Kalau kau takut pada gadis ini, aku akan
menyuruhnya untuk tidak datang ke
tokomu.”
Meski Aqua terlihat bodoh dan tingkah lakunya ngeselin, tetapi bagaimanapun juga dia tetap seorang dewi. Sebagai undead,
Wiz pasti merasa takut
karena kehadirannya.
“.... Tidak, bukan karena itu .... Tidak
apa-apa jika Aqua-sama berkunjung kemari, tapi setiap kali dia datang kemari, dia
pasti suka berbicara dengan pelanggan dan mengatakan kalau barang di sini dibuat
dengan cara yang tidak jelas oleh sang pemilik toko, dan menyarankan agar lebih
baik tidak membelinya ....”
“Hei,
apa maksud dari perkataanmu
itu?”
Mendengar
pertanyaanku dengan suara pelan,
Aqua yang masih mengelus-elus
kepalanya
di lantai tiba-tiba berhenti
sejenak.
“Ti-Tidak, kok! Lagian juga sudah lama kejadiannya!
Lagi pula pada akhirnya air suci yang
kujual di tokoku jadi sangat
populer di kalangan petualang laki-laki, jadi kurasa tidak apa-apa ....”
Haruskah
aku berkata ‘kerja bagus’
karena barangnya laku terjual
....
Tapi
apakah akan baik-baik saja jika
seorang
Wiz menjual
air suci?
Ditambah
lagi, dengan sikapnya yang kelewat idiot itu, apakah petualang di kota baik-baik saja?
“Intinya,
segala barang dagangan yang disentuh oleh Aqua-sama di tokoku, baik itu barang
kutukan atau nekromansi akan jadi tersucikan, dan membuat barang tersebut jadi
tidak bisa digunakan ….”
“Apa yang telah kau lakukan, dewi bodoh?!”
Tampaknya dia sering berkunjung ke toko milik Wiz
dan selalu
menyebabkan masalah.
Aku menarik
Aqua hingga
berdiri dan menundukkan kepalanya untuk meminta maaf kepada Wiz.
“Aku minta maaf, Wiz! Untuk barang-barangmu yang rusak,
aku akan tanggung jawab
dan membayar semua kerugian dengan
uang miliknya!
Kau ini, jangan memberontak
dan minta maaflah dengan benar!”
“Tunggu,
Kazuma! Aku tidak mau! Lagi pula
air
yang tersucikan setelah
tersentuh olehku itu karena aura suciku, jadi mau bagaimana
lagi! Seperti halnya tumbuhan yang berfotosintesis ketika terkena sinar
matahari, hal itu terjadi begitu saja! Aku tidak bisa mengontrolnya!”
Tidak, seharusnya dari awal kau memang tidak perlu menyentuh
barang dagangannya.
Aqua memberontak
dan menolak untuk menundukkan kepalanya, jadi aku sendiri yang inisiatif membungkukkan badan untuk menggantikannya meminta maaf.
Belakangan ini aku jadi sering sekali membungkuk badan untuk meminta maaf kepada banyak orang karena gadis ini.
“Kumohon,
tolong
angkat kepalamu, Kazuma-san!
Tidak apa-apa, kok. Toh,
itu sudah lama! Aku hanya berharap Aqua-sama tidak akan mensucikan barang
daganganku mulai dari
sekarang.
Lagi pula aku juga sering membuat
masalah kepada Aqua-sama, seperti mengirim roh-roh gentayangan
dari pemakaman ke dunia lain
(akhirat) dan mengusir roh di rumah gedong waktu itu ....”
Wiz langsung
membungkukkan badannya
saat berbicara seperti itu.
Ketika Aqua mendengar perkataan Wiz, dia langsung
mengalihkan pandangannya karena pelaku yang menyebabkan roh-roh mendiami rumah
gedong itu adalah karena dia malas mensucikan pemakaman waktu itu.
....
Kau seharusnya bertukar job dengan Wiz.
Link PDF Vol. 3 Prolog + Bab 1: [Unduh]
<< SebelumnyaSelanjutnya >>
Link PDF Vol. 3 Prolog + Bab 1: [Unduh]
<< SebelumnyaSelanjutnya >>
0 komentar:
Post a Comment