Penerjemah: Vee
Bagian
6
Sistem
peradilan di dunia ini sangat sederhana. Jaksa akan mengumpulkan bukti-bukti dan terdakwa akan dibela oleh perwakilan dari terdakwa.
Jika
hakim memutuskan bahwa tuduhan itu benar, maka dia akan diadili.
Tidak
ada pengacara di dunia ini, jadi terdakwa hanya bisa dibela oleh teman atau kerabatnya.
Struktur
bangunan pengadilan ini juga sama seperti pengadilan di Jepang, sang terdakwa akan
diborgol dan bersama wakilnya akan berdiri di tengah
ruang pengadilan. Hakim, jaksa, dan penggugat akan duduk di hadapan mereka dengan jarak yang
tidak terlalu jauh.
Saat
ini—
“Tidak
perlu begitu tegang. Jangan khawatir, kami akan selalu berada di pihakmu.”
Kata
Megumin mencoba menenangkanku yang begitu gugup sampai-sampai seluruh tubuhku mati rasa.
—Ya, benar.
Yang
berdiri sebagai perwakilan pembela
di pihakku adalah seluruh anggota party-ku.
Kenapa malah jadi begini?
Yang
duduk di kursi jaksa adalah Sena, dia sedang menatapku dengan tatapan yang dingin, aku pun sampai tidak
bisa menyembunyikan kegugupanku.
“Jangan
khawatir.
Serahkan
semuanya padaku. Ras penyihir merah memiliki tingkat intelektual yang tinggi. Aku
akan membuat jaksa itu menangis karena berani berdebat denganku.”
Yang
sedang berdiri di samping kananku sambil berkata dengan percaya diri adalah
pengacara pembelaku, Megumin.
“Jangan
khawatir.
Jika
keadaannya berubah di luar
dugaan, aku akan mencari cara untuk membantumu. Lagi pula kamu sama sekali tidak bersalah dalam insiden ini.”
Kata
Darkness yang sedang berdiri di samping kiriku.
Mereka
terlihat meyakinkan, aku jadi sedikit tenang .... Tetapi—
“Serahkan
saja padaku!
Sebagai wanita yang suci,
kata-kataku pasti bisa
meyakinkan mereka! Pokoknya serahkan saja semuanya
padaku!”
Benar, biang masalahnya adalah gadis ini.
Aku meminta Aqua untuk mendekat dan membisikinya:
“Dengar baik-baik Aqua. Aku mohon padamu,
tolong jangan berkata apa pun.
Jika kau diam dengan tenang selama pengadilan ini berlangsung, aku akan
membelikanmu kepiting salju merah.”
<TL Note: Kepiting merah salju ini maksudnya
makanan.>
“Kamu ini bicara apa, sih? Kalau kamu dijatuhi hukuman
penjara atau hukuman mati,
kamu
tidak akan bisa membelikanku kepiting. Jangan khawatir, seseorang yang paling
berpengalaman sebagai pengacara adalah aku. Kamu suka main game, ‘kan?
Kamu pernah dengar kan
kalau orang-orang
di Jepang sering bermain ‘Based Attorney’ dan ‘Manganronpa’? Aku sudah pernah memainkan
keduanya.”
<TL Note: Plesetan dari Ace of Attorney dan Danganronpa.>
“Oke,
aku mengerti sekarang.
Jadi aku mohon, jangan berkata apa
pun.”
Aqua
menanggapi permintaanku dengan memalingkan wajahnya, seakan kecewa.
Gadis
ini—!
—Pria
paruh baya muncul sebagai hakim dan memukul meja dengan palu.
“Mohon
perhatian! Kita akan mulai persidangan untuk terdakwa Satou Kazuma atas
tindakan menjatuhkan negara! Orang
yang menggugat adalah Tuan
Alexei Barnes Alderp!”
Sesuai
isyarat hakim, seorang pria gemuk berdiri.
Dia
berbadan tinggi
dan besar.
Kepalanya botak mengkilap. Seorang pria paruh baya yang memiliki bulu begitu
lebat.
Jadi, dia ini si Tuan Tanah yang
menggugatku.
Tuan Tanah Alderp melotot ke arahku, seolah-olah memandang
rendah diriku. Lalu, dia
menatap mesum ke arah tiga gadis yang berada di sampingku.
Setelah
memandangi setiap lekukan
dari
tubuh Aqua dan Megumin, dia lalu beralih memandangi Darkness ....
Dan kemudian dia berdiri kaku
dengan ekspresi terkejut.
“Hei,
orang tua gemuk itu
terus memandangi kami. Aku merasakan
aura bejatnya sampai-sampai matanya jelalatan begitu.”
“Saya mohon hentikan tatapan mesum Anda itu.
Dan bukankah
dia
hanya melirik ke arah Darkness?”
“Dia
memandanginya sangat lama. Matanya seperti mata Kazuma ketika dia memandangi
Darkness yang sedang berjalan di sekeliling rumah dengan pakaian yang minim.”
“Eh? Hoi, jangan asal menuduh, ya! A-Aku tidak pernah
memandangi Darkness dengan tatapan mesum begitu ….”
Saat aku sedang menjelaskan dengan
panik dan melihat ke arah Darkness, aku menyadari kalau dia berbalik menatap ke Tuan Tanah.
“.... Ada apa denganmu, Darkness? Apa kau merasa terganggu
dengan tatapan orang tua itu?”
“....
Ah, aku baik-baik
saja, kok. Bukan karena itu …. Aku akan menceritakannya padamu
nanti.”
Darkness terlihat cemas, tapi aku tidak punya
waktu untuk bertanya padanya ketika palu hakim berbunyi lagi.
“Harap
tenang! Sayalah
yang akan memberikan izin
berbicara selama persidangan. Jaksa, harap maju ke depan! Kami sudah
mempersiapkan benda sihir di sini,
jadi siapa yang berbohong selama persidangan akan ketahuan. Ingat baik-baik ketika hendak
berbicara.”
Sang hakim mengetuk meja kembali, dan Sena pun kemudian berdiri.
“Saya
akan membacakan tuntutannya
....
Sang terdakwa, Satou Kazuma, ikut serta berpartisipasi dengan para petualang lainnya dalam pertarungan
melawan Mobile Fortress Destroyer (Benteng Perusak Bergerak) ketika hendak menyerang. Terdakwa
memberikan perintah untuk membuang coronatite
yang akan meledak dengan menggunakan teleportasi. Coronatite yang diteleportasikan ternyata tanpa diduga meledak di
kediaman si penggugat, Tuan Alderp dan rumahnya pun hancur lebur. Sekarang, Tuan Alderp terpaksa harus tinggal di
penginapan di kota ini.”
Ketika Sena sedang membacakan tuntutannya, si Tuan Tanah masih melirik ke arah
Darkness.
“Ketika
mengangkut
monster, obat-obatan
dan benda berbahaya yang bisa meledak, penggunaan teleportasi secara acak itu
dilarang. Hal ini sudah tertulis jelas di dalam undang-undang, dan instruksi
yang diberikan oleh terdakwa jelas bertentangan dengan undang-undang ini;
Selain itu, membahayakan
nyawa Tuan Tanah
dapat berpotensi mengganggu
jalannya
pemerintahan negara. Oleh karena itu, jaksa meminta agar terdakwa dinyatakan
bersalah atas tindakan menjatuhkan negara!”
“Keberatan!”
Kata-kata itu terdengar tepat setelah Sena baru saja
selesei membacakan tuntutannya.
Aqua
yang berdiri di sampingku
maju ke depan, mengangkat
tangannya sambil berteriak.
“Sekarang
bukan waktunya pembela untuk
berbicara. Mohon mengajukan permintaan
terlebih dahulu sebelum Anda
ingin angkat bicara. Baiklah,
karena ini pertama kalinya
Anda mengikuti persidangan, saya maklumi. Pihak pembela, silakan berbicara.”
Sang
hakim
mempersilakan Aqua, tetapi dia hanya menggelengkan kepalanya dengan ekspresi
sangat puas:
“Tidak
perlu.
Aku
hanya ingin mencoba mengatakan ‘keberatan’ saja, kok.”
“Pihak
pembela hanya boleh berbicara ketika hendak membela sang terdakwa!”
Si
bodoh ini, aku benar-benar ingin menamparnya dengan keras.
Aqua
yang dimarahi oleh hakim ketika persidangan berlangsung tampak puas, dan kemudian kembali ke sampingku.
Sena
yang baru saja ingin memulai aksinya tampak sedikit panik.
“...
Em,
itulah kurang lebih
tuntutannya. Intinya, kami meminta agar Satou Kazuma dinyatakan
bersalah atas tindakan menjatuhkan negara ....”
Setelah
Sena selesai dan kembali ke tempat duduknya, Sang Hakim berkata:
“Selanjutnya,
saya persilakan
sang terdakwa dan pembelanya untuk berbicara. Silakan ajukan keberatan Anda.”
“—Jadi, Pimpinan Pasukan Raja Iblis Beldia dan Destroyer yang telah berhasil ditaklukkan itu semua adalah berkat usaha kerasku. Bukankah ini aneh aku
malah justru dituduh atas tindakan menjatuhkan negara dengan semua kontribusi
yang telah kuberikan
pada kota ini. Seharusnya kalian itu memuji jasa besarku ini!”
Atas izin dari hakim, aku mengutarakan
keberatanku di tengah persidangan.
Aku
menceritakan
betapa hebatnya diriku
saat
bertarung melawan Beldia.
Dan menegaskan bahwa
betapa besarnya peranku
dalam mengkomandoi pertarungan melawan Mobile Fortress Destroyer.
Sang
hakim
melirik ke arah lonceng pendeteksi kebohongan setiap kali aku mengutarakan
pendapatku, tapi aku tidak keberatan akan hal itu.
Aku
mungkin sedikit melebih-lebihkannya, tetapi aku tidak berbohong sama sekali.
“Cukup,
cukup, saya mengerti apa yang ingin terdakwa sampaikan. Jaksa, silakan maju ke depan. Tolong
tunjukkan bukti yang menunjukkan bahwa terdakwa dinyatakan bersalah atas
tindakan menjatuhkan negara.”
Sang
hakim bergegas menyuruh Sena untuk menunjukkan bukti dengan wajah geram.
Sena
lalu memberikan isyarat kepada penjaga
yang berdiri di sampingnya.
Melihat
isyarat itu, si penjaga
lalu berjalan ke ruang tunggu di pengadilan selagi Sena membuka selembar kertas
dan membacakannya.
“Jaksa
akan memberikan bukti-bukti yang menunjukkan bahwa terdakwa adalah seorang
teroris yang berusaha menjatuhkan otoritas negara, atau mungkin dia berhubungan
dengan Pasukan
Raja
Iblis.
Para saksi,
dipersilakan untuk masuk!”
Dengan
instruksi dari Sena, penjaga
membawa masuk para saksi
ke persidangan. Kebanyakan
dari mereka adalah petualang.
Atau
bisa dibilang begitu—
“Ahahaha
.... Aku dipanggil kemari ....”
Saksi
pertama adalah Chris yang melihat ke arahku dengan wajah yang tampak gelisah sambil menggaruk bekas
luka di wajahnya.
Selain
Chris Si
Pencuri,
seseorang yang dipanggil ke persidangan
sebagai saksi wajah-wajahnya tampak terlihat tidak asing.
<< SebelumnyaSelanjutnya >>
0 komentar:
Post a Comment