Penerjemah: Vee
Editor: Switch
Chomusuke ....
Bab 2 – Membantu Gadis
Penyihir Merah Ini
Mencari Teman!
Bagian
1
“Hei—Kazuma—Mana si Darkness—? Apa dia belum
kembali?”
Berada
di depan tungku api penghangat di ruang tamu, Aqua, yang duduk di sofa yang
telah ia klaim sebagai tempat duduk pribadinya, bertanya dengan sikap bosan
sambil memeluk kedua lututnya.
—Sudah
beberapa hari sejak keputusan pengadilan dijatuhkan. Demi memenuhi janjinya, Darkness pergi
untuk menemui Tuan Tanah
....
Tetapi sudah sejak dari kemarin sore, dia belum juga
kembali.
Aku
teringat dengan sikap bejat Tuan Tanah saat memandangi Darkness, dan firasatku jadi tidak enak.
Bagaimanapun,
Darkness pasti akan mengikuti naluri dan keinginan mesumnya, sekalipun harus
berhadapan dengan Pemimpin Pasukan Raja Iblis, dia pasti akan menurut untuk
ikut ke kediamannya.
Situasi seperti sekarang inilah yang paling dia tunggu-tunggu.
Aku
tidak menyukai sifat Darkness yang seperti itu, tapi aku juga tidak memiliki
perasaan cinta kepadanya. Jika dia ingin pergi bersama orang lain, aku tidak
punya hak untuk menghentikannya.
Tapi
dia pergi semalaman setelah bilang untuk memenuhi janji persetujuan itu, yang
artinya dia akan tinggal di hotel yang disewa oleh Tuan Tanah, dan mungkin akan
terjadi ....
“....
AAAAAAAAAHHHHH—!”
“Hiya—ada apa? Hei, kamu kenapa? Kenapa
kamu
tiba-tiba berteriak sambil memegangi kepalamu, Kazuma? Kamu itu memang sudah aneh,
tapi hari ini tingkahmu lebih aneh dari biasanya!”
Ketika
aku berteriak, Aqua jadi spontan khawatir.
—Megumin
lalu datang sambil memeluk sesuatu.
Megumin
tidak berkata apa pun
pada kami berdua yang sedang berisik, dan hanya memeluk sesuatu yang dibawanya
dengan tenang.
—Sebenarnya,
aku sudah penasaran sejak dari
tadi.
“Meong—“
Binatang
yang disebut kucing ....
Itulah yang sedang dipeluk oleh Megumin
dengan kedua tangannya.
Megumin
tidak berkata apa pun,
dan hanya menatap kami berdua.
“....
Kau ingin memeliharanya di rumah ini?”
“....
Ya. Dia anak yang baik, dan tidak akan merepotkan kalian .... Jadi boleh, ‘kan?”
Aku
tidak tahu di mana
biasanya kucing itu bersembunyi sebelumnya, tetapi kucing itu sering terlihat
bersama Megumin baru-baru ini.
Kucing
itu menurut ketika dipeluk Megumin, sambil menyipitkan matanya dengan malas.
“Menurutku
tidak masalah sih memeliharanya.
Setahuku semua yang tinggal di sini
juga tidak memiliki alergi terhadap kucing
....
Oh, ada apa ini, dia
sungguh baik hati.”
Aku
mengarahkan tanganku ke kucing itu, dan ia lalu menggunakan tangannya untuk
bermain-main dengan jemariku.
....
Dunia ini sangat
berbahaya.
Tinggal
bersama dengan grup yang penuh dengan orang-orang bermasalah yang menyebabkan
stres setiap
harinya. Mungkin aku perlu hewan
peliharaan
untuk menyembuhkan
rasa lelah jiwa dan ragaku.
“Aduh,
sakit! Kenapa kucing ini hanya mencakarku?! Apa-apaan kucing ini? Bulu hitamnya
dan sikap arogannya .... Aku bisa merasakan hawa jahat keluar dari tubuh kucing
ini!”
Aqua
yang terkena cakaran setelah mengejek kucing itu menjadi sangat marah.
Untuk
melindunginya dari hewan buas gila berambut biru itu, aku mengambil kucing itu
dari tangan Megumin. Aku lalu membelakangi Aqua dan meletakkan kucing itu ke
karpet dengan langkah
cepat untuk melindunginya.
....
Omong-omong,
kita belum selesai memasak ikan untuk sarapan pagi ini.
“Eh, Megumin. Siapa nama hewan
jahat ini?”
“Chomusuke.”
Aku mengambil
piring dengan ikan sisa dari meja makan …
“…. Barusan
siapa namanya?”
“Namanya
Chomusuke.”
… lalu aku
jongkok dan memberikan ikan sisa itu padanya.
Chomusuke. Pasti
repot ya punya majikan seperti
dia …. Kuletakkan ikan itu di samping Chomusuke, tetapi dia tidak
langsung memakannya,
dan hanya mengendusnya
sekali.
“Eh,
Megumin. Dia ini kucing perempuan,
‘kan?
Menurutku namanya kurang
cocok, deh.”
“Tidak. Namanya memang Chomusuke.”
Saat
aku sedang menguping
pembicaraan mereka
dari belakang
dan sambil
mengamati Chomusuke.
—Chomusuke mengeluarkan semburan api kecil untuk
memanggang ikan itu secara perlahan.
....
Apa itu tadi?
Aku
lalu merangkul kedua lututku dan duduk di karpet, melihat Chomusuke memakan ikan sisa itu ....
“....
Hei,
Aqua.
Kucing
ini bisa menyemburkan
api.”
Aku
berbicara pelan kepada Aqua.
Mengingat kubis di dunia ini bisa terbang, kucing
yang bisa menyemburkan
api bagiku sudah
bukan hal aneh lagi.
“Bicara apa kamu ini, Kazuma? Apa kamu jadi gila?”
“Kucing tidak bisa menyemburkan api. Kucing hanyalah
hewan yang bisa mendengkur dan mengeong.”
“Ya,
itu benar. Dan mereka suka sekali makan ikan dan juga lucu.”
Aku juga tahu itu.
“Tidak, hewan ini baru saja menyemburkan api untuk
memanggang ikan sebelum dia
memakannya.”
“.... Kazuma, kamu pasti kecapekan.”
“Kamu habis selesai disidang di pengadilan,
dan banyak masalah
menimpamu.”
“Aku
serius!
Aku tidak gila!”
Aku berteriak sambil menunjuk Chomusuke. Lalu Megumin
berbicara:
“Omong-omong,
apa yang kalian perdebatkan sebelumnya? Jika soal Darkness, dia sudah bukan anak kecil lagi, dia akan
baik-baik saja meskipun dia tidak pulang dalam beberapa hari. Jadi, tidak perlu khawatir.”
Megumin tidak memercayaiku sama sekali.
“.... Kau terlalu tenang. Apa kau tahu apa yang akan
dilakukan si
Tuan Tanah pada Darkness sekarang? Dia pasti akan melakukan sesuatu yang
buruk.”
Megumin membalas kata-kataku.
“Dia
itu cuma Tuan Tanah, memangnya dia bisa melakukan apa ke Darkness
dengan statusnya itu ....
Yah,
aku pernah dengar beberapa rumor buruk tentangnya, tapi Darkness adalah seorang
petualang. Aku pikir Darkness tidak akan membiarkan si Tuan Tanah bertindak
semaunya.”
Si bego satu
ini! Dia sama sekali
tidak mengerti sifatnya Darkness!
“Bocah memang benar-benar naif! Kau menghabiskan
banyak waktu bersama Darkness dan kau masih tidak sadar dengan sifat si mesum
itu? Dia pasti akan berkata begini ke si Tuan Tanah sambil wajahnya memerah,
‘Ugh! Meski kau akan melakukan sesuatu pada tubuhku, kau tidak akan bisa
mendapatkan hatiku! Aku tidak akan menyerah padamu!’”
“!”
Setelah
Megumin menyadari akan situasi yang sedang terjadi, dia lalu memeluk Chomusuke yang
masih menggigit ikan.
“A-A-Apa yang harus kita
lakukan?!
Darkness, Darkness dalam bahaya! Apa yang harus kita lakukan, Kazuma?!”
“Dia
pergi kemarin dan itu artinya sudah lewat satu malam, jadi sudah terlambat.
Dengarkan aku, ketika Darkness kembali, kalian harus memperlakukannya dengan
baik seperti biasa.”
“Ba-Baiklah! Karena Darkness sudah
dewasa, kita tidak perlu
menanyakan apa yang telah terjadi padanya, ‘kan?”
“Ahahaha
...! Darkness .... Darkness, dia ...!”
Aqua
mengepalkan tangannya untuk menunjukkan bahwa kita bisa mengandalkannya, sementara wajah Megumin berubah pucat dan lemas.
Kalau
bukan karena tindakan Darkness, aku pasti sudah dieksekusi. Aku sangat
berterima kasih atas apa yang telah
dilakukannya demi menolongku dan aku pun tak berhak komplain,
tapi ....
....
Ah, sialan!
Aku
meyakinkan diriku lagi, aku tidak suka sikap mesum Darkness atau punya perasaan
terhadapnya. Tapi meskipun aku tidak ada perasaan cinta, aku masih tidak bisa
menghilangkan rasa frustasi ini karena beberapa alasan yang rumit.
Perasaan
ketika seorang teman wanita
berhubungan dengan pria lain, itulah
perasaan rumit yang sedang kurasakan. Dan tiba-tiba—
“Satou
Kazuma! Apa Satou Kazuma ada di sini—!”
Sambil
berteriak, seseorang membuka pintu rumah ini secara tiba-tiba.
Orang
yang membuka pintu itu secara kasar sambil terengah-engah adalah Sena. Wajahnya
merah dan pundaknya gemetaran.
“Hei,
hei, ada urusan apa kau kemari? Bukankah
masih ada beberapa waktu untuk membuktikan ketidakbersalahanku? Maaf, aku tidak
punya waktu meladenimu sekarang ini, temanku sedang ....”
“Kau
bilang kau tidak ada waktu meladeniku? Jangan membohongiku! Ternyata kau memang pengikut Pasukan Raja Iblis! Berani sekali kau
menyebabkan kekacauan ini!”
Ini pasti tuduhan palsu, tapi melihat sikap Sena yang begitu
gelisah memberikanku firasat buruk, jadi aku bertanya dengan hati-hati:
“A-Apa maksudmu dengan ‘menyebabkan kekacauan ini’ ...?”
“Kodok!
Kodok yang seharusnya berhibernasi tiba-tiba keluar dan menyebar ke luar kota!”
Yang dia maksud pasti kodok raksasa
yang dianggap sebagai monster di
sini.
Tapi apa hubungannya dengan kami ....
“Jangan
asal menuduh kami.
Kau mengira
kami
yang mengendalikan monster-monster itu dan membangunkannya saat hibernasi? Kalau begitu
tunjukkan dulu buktinya!”
Megumin
maju ke depan, bersiap untuk beradu
mulut.
“Berdasarkan
laporan dari staf guild, kodok itu tampaknya takut akan
sesuatu sehingga mereka keluar dari tanah .... Berbicara soal takut, aku jadi teringat dengan seseorang yang
merapalkan mantra explosion
tidak jauh dari kota, yang telah
meneror
penduduk kota.”
Aqua
dan Megumin berniat
menyelonong ke dalam rumah, tapi aku menahan kerah baju
mereka sebelum mereka melarikan diri.
“Tunggu,
biar aku jelaskan, aku melakukannya karena disuruh oleh Aqua! Aku adalah pelakunya, tapi dalangnya adalah
Aqua!”
“Dasar kamu licik, Megumin!
Bukannya kamu sendiri
yang kegirangan
waktu pas
aku mendiskusikan rencana itu
denganmu? Kamu
bahkan sampai
bilang,
‘Akan kutunjukkan kekuatanku
yang sebenarnya!’ “
Sambil
memegangi kerah kedua orang yang saling menyalahkan satu sama lain, aku
berbicara:
“Sekarang
bukan waktunya untuk bertengkar seperti anak kecil! Sana pergi dan bereskan kekacauan yang
kalian buat!”
0 komentar:
Post a Comment