October 12, 2016

Berkah Dewi di Dunia yang Indah Ini! Jilid 3 Bab 2 (Bagian 1)

Penerjemah: Vee
Editor: Switch

Chomusuke ....


Bab 2 – Membantu Gadis Penyihir Merah Ini Mencari Teman!

Bagian 1
Hei—Kazuma—Mana si Darkness—? Apa dia belum kembali?”
Berada di depan tungku api penghangat di ruang tamu, Aqua, yang duduk di sofa yang telah ia klaim sebagai tempat duduk pribadinya, bertanya dengan sikap bosan sambil memeluk kedua lututnya.

—Sudah beberapa hari sejak keputusan pengadilan dijatuhkan. Demi memenuhi janjinya, Darkness pergi untuk menemui Tuan Tanah ....
Tetapi sudah sejak dari kemarin sore, dia belum juga kembali.

Aku teringat dengan sikap bejat Tuan Tanah saat memandangi Darkness, dan firasatku jadi tidak enak.

Bagaimanapun, Darkness pasti akan mengikuti naluri dan keinginan mesumnya, sekalipun harus berhadapan dengan Pemimpin Pasukan Raja Iblis, dia pasti akan menurut untuk ikut ke kediamannya.
Situasi seperti sekarang inilah yang paling dia tunggu-tunggu.

Aku tidak menyukai sifat Darkness yang seperti itu, tapi aku juga tidak memiliki perasaan cinta kepadanya. Jika dia ingin pergi bersama orang lain, aku tidak punya hak untuk menghentikannya.

Tapi dia pergi semalaman setelah bilang untuk memenuhi janji persetujuan itu, yang artinya dia akan tinggal di hotel yang disewa oleh Tuan Tanah, dan mungkin akan terjadi ....
“.... AAAAAAAAAHHHHH—!”

“Hiya—ada apa? Hei, kamu kenapa? Kenapa kamu tiba-tiba berteriak sambil memegangi kepalamu, Kazuma? Kamu itu memang sudah aneh, tapi hari ini tingkahmu lebih aneh dari biasanya!”
Ketika aku berteriak, Aqua jadi spontan khawatir.

—Megumin lalu datang sambil memeluk sesuatu.
Megumin tidak berkata apa pun pada kami berdua yang sedang berisik, dan hanya memeluk sesuatu yang dibawanya dengan tenang.

—Sebenarnya, aku sudah penasaran sejak dari tadi.
“Meong—“
Binatang yang disebut kucing .... Itulah yang sedang dipeluk oleh Megumin dengan kedua tangannya.

Megumin tidak berkata apa pun, dan hanya menatap kami berdua.
“.... Kau ingin memeliharanya di rumah ini?”
“.... Ya. Dia anak yang baik, dan tidak akan merepotkan kalian .... Jadi boleh, ‘kan?”

Aku tidak tahu di mana biasanya kucing itu bersembunyi sebelumnya, tetapi kucing itu sering terlihat bersama Megumin baru-baru ini.
Kucing itu menurut ketika dipeluk Megumin, sambil menyipitkan matanya dengan malas.
“Menurutku tidak masalah sih memeliharanya. Setahuku semua yang tinggal di sini juga tidak memiliki alergi terhadap kucing .... Oh, ada apa ini, dia sungguh baik hati.”
Aku mengarahkan tanganku ke kucing itu, dan ia lalu menggunakan tangannya untuk bermain-main dengan jemariku.

.... Dunia ini sangat berbahaya.
Tinggal bersama dengan grup yang penuh dengan orang-orang bermasalah yang menyebabkan stres setiap harinya. Mungkin aku perlu hewan peliharaan untuk menyembuhkan rasa lelah jiwa dan ragaku.

“Aduh, sakit! Kenapa kucing ini hanya mencakarku?! Apa-apaan kucing ini? Bulu hitamnya dan sikap arogannya .... Aku bisa merasakan hawa jahat keluar dari tubuh kucing ini!”
Aqua yang terkena cakaran setelah mengejek kucing itu menjadi sangat marah.

Untuk melindunginya dari hewan buas gila berambut biru itu, aku mengambil kucing itu dari tangan Megumin. Aku lalu membelakangi Aqua dan meletakkan kucing itu ke karpet dengan langkah cepat untuk melindunginya.

.... Omong-omong, kita belum selesai memasak ikan untuk sarapan pagi ini.

Eh, Megumin. Siapa nama hewan jahat ini?”
“Chomusuke.”

Aku mengambil piring dengan ikan sisa dari meja makan …
“…. Barusan siapa namanya?”
“Namanya Chomusuke.”
… lalu aku jongkok dan memberikan ikan sisa itu padanya.
Chomusuke. Pasti repot ya punya majikan seperti dia …. Kuletakkan ikan itu di samping Chomusuke, tetapi dia tidak langsung memakannya, dan hanya mengendusnya sekali.

Eh, Megumin. Dia ini kucing perempuan, ‘kan? Menurutku namanya kurang cocok, deh.”
“Tidak. Namanya memang Chomusuke.”

Saat aku sedang menguping pembicaraan mereka dari belakang dan sambil mengamati Chomusuke.
—Chomusuke mengeluarkan semburan api kecil untuk memanggang ikan itu secara perlahan.



.... Apa itu tadi?
Aku lalu merangkul kedua lututku dan duduk di karpet, melihat Chomusuke memakan ikan sisa itu ....

“.... Hei, Aqua. Kucing ini bisa menyemburkan api.”
Aku berbicara pelan kepada Aqua.
Mengingat kubis di dunia ini bisa terbang, kucing yang bisa menyemburkan api bagiku sudah bukan hal aneh lagi.

“Bicara apa kamu ini, Kazuma? Apa kamu jadi gila?”
“Kucing tidak bisa menyemburkan api. Kucing hanyalah hewan yang bisa mendengkur dan mengeong.”
“Ya, itu benar. Dan mereka suka sekali makan ikan dan juga lucu.”
Aku juga tahu itu.

“Tidak, hewan ini baru saja menyemburkan api untuk memanggang ikan sebelum dia memakannya.”
“.... Kazuma, kamu pasti kecapekan.”
Kamu habis selesai disidang di pengadilan, dan banyak masalah menimpamu.”
“Aku serius! Aku tidak gila!”
Aku berteriak sambil menunjuk Chomusuke. Lalu Megumin berbicara:
Omong-omong, apa yang kalian perdebatkan sebelumnya? Jika soal Darkness, dia sudah bukan anak kecil lagi, dia akan baik-baik saja meskipun dia tidak pulang dalam beberapa hari. Jadi, tidak perlu khawatir.”
Megumin tidak memercayaiku sama sekali.

“.... Kau terlalu tenang. Apa kau tahu apa yang akan dilakukan si Tuan Tanah pada Darkness sekarang? Dia pasti akan melakukan sesuatu yang buruk.”

Megumin membalas kata-kataku.
Dia itu cuma Tuan Tanah, memangnya dia bisa melakukan apa ke Darkness dengan statusnya itu .... Yah, aku pernah dengar beberapa rumor buruk tentangnya, tapi Darkness adalah seorang petualang. Aku pikir Darkness tidak akan membiarkan si Tuan Tanah bertindak semaunya.”
Si bego satu ini! Dia sama sekali tidak mengerti sifatnya Darkness!

“Bocah memang benar-benar naif! Kau menghabiskan banyak waktu bersama Darkness dan kau masih tidak sadar dengan sifat si mesum itu? Dia pasti akan berkata begini ke si Tuan Tanah sambil wajahnya memerah, ‘Ugh! Meski kau akan melakukan sesuatu pada tubuhku, kau tidak akan bisa mendapatkan hatiku! Aku tidak akan menyerah padamu!’”
“!”
Setelah Megumin menyadari akan situasi yang sedang terjadi, dia lalu memeluk Chomusuke yang masih menggigit ikan.
A-A-Apa yang harus kita lakukan?! Darkness, Darkness dalam bahaya! Apa yang harus kita lakukan, Kazuma?!

“Dia pergi kemarin dan itu artinya sudah lewat satu malam, jadi sudah terlambat. Dengarkan aku, ketika Darkness kembali, kalian harus memperlakukannya dengan baik seperti biasa.”

Ba-Baiklah! Karena Darkness sudah dewasa, kita tidak perlu menanyakan apa yang telah terjadi padanya, ‘kan?”

“Ahahaha ...! Darkness .... Darkness, dia ...!”
Aqua mengepalkan tangannya untuk menunjukkan bahwa kita bisa mengandalkannya, sementara wajah Megumin berubah pucat dan lemas.
Kalau bukan karena tindakan Darkness, aku pasti sudah dieksekusi. Aku sangat berterima kasih atas apa yang telah dilakukannya demi menolongku dan aku pun tak berhak komplain, tapi ....
.... Ah, sialan!
Aku meyakinkan diriku lagi, aku tidak suka sikap mesum Darkness atau punya perasaan terhadapnya. Tapi meskipun aku tidak ada perasaan cinta, aku masih tidak bisa menghilangkan rasa frustasi ini karena beberapa alasan yang rumit.

Perasaan ketika seorang teman wanita berhubungan dengan pria lain, itulah perasaan rumit yang sedang kurasakan. Dan tiba-tiba—
“Satou Kazuma! Apa Satou Kazuma ada di sini—!”
Sambil berteriak, seseorang membuka pintu rumah ini secara tiba-tiba.
Orang yang membuka pintu itu secara kasar sambil terengah-engah adalah Sena. Wajahnya merah dan pundaknya gemetaran.
“Hei, hei, ada urusan apa kau kemari? Bukankah masih ada beberapa waktu untuk membuktikan ketidakbersalahanku? Maaf, aku tidak punya waktu meladenimu sekarang ini, temanku sedang ....”

“Kau bilang kau tidak ada waktu meladeniku? Jangan membohongiku! Ternyata kau memang pengikut Pasukan Raja Iblis! Berani sekali kau menyebabkan kekacauan ini!”
Ini pasti tuduhan palsu, tapi melihat sikap Sena yang begitu gelisah memberikanku firasat buruk, jadi aku bertanya dengan hati-hati:
A-Apa maksudmu dengan menyebabkan kekacauan ini...?”

“Kodok! Kodok yang seharusnya berhibernasi tiba-tiba keluar dan menyebar ke luar kota!”
Yang dia maksud pasti kodok raksasa yang dianggap sebagai monster di sini. Tapi apa  hubungannya dengan kami ....

“Jangan asal menuduh kami. Kau mengira kami yang mengendalikan monster-monster itu dan membangunkannya saat hibernasi? Kalau begitu tunjukkan dulu buktinya!”
Megumin maju ke depan, bersiap untuk beradu mulut.

“Berdasarkan laporan dari staf guild, kodok itu tampaknya takut akan sesuatu sehingga mereka keluar dari tanah .... Berbicara soal takut, aku jadi teringat dengan seseorang yang merapalkan mantra explosion tidak jauh dari kota, yang telah meneror penduduk kota.”

Aqua dan Megumin berniat menyelonong ke dalam rumah, tapi aku menahan kerah baju mereka sebelum mereka melarikan diri.

“Tunggu, biar aku jelaskan, aku melakukannya karena disuruh oleh Aqua! Aku adalah pelakunya, tapi dalangnya adalah Aqua!”

Dasar kamu licik, Megumin! Bukannya kamu sendiri yang kegirangan waktu pas aku mendiskusikan rencana itu denganmu? Kamu bahkan sampai bilang, ‘Akan kutunjukkan kekuatanku yang sebenarnya!’ “

Sambil memegangi kerah kedua orang yang saling menyalahkan satu sama lain, aku berbicara:
“Sekarang bukan waktunya untuk bertengkar seperti anak kecil! Sana pergi dan bereskan kekacauan yang kalian buat!”

Melihat keluar, kota telah tertutup oleh salju.

<< Sebelumnya

0 komentar:

Post a Comment